Sisik Naga Di Jari Manis Gus Usup


       Cerpen sisik naga di jari manis gus usup merupakan salah satu cerpen karya M. Shoim Anwar yang merupakan salah satu sastrawan terkenal asal Jawa Timur sekaligus dosen mata kuliah saya di bidang sastraUniversitas PGRI Adi Buana Surabaya. Berbagai karya sastra telah beliau ciptakan seperti kumpulan puisi, buku sastra, cerpen dan masih banyak lainnya. 

       Cerpen "sisik naga di jari manis gus usup" Menceritakan tentang tokoh utama yakni gus usup yang merupakan salah satu anak dari keluarga pondok yang memiliki sebuah cincin cokelat yang mirip dengan sisik naga. Gus usup sendiri dalam cerpen ini digambarkan sebagai sosok seorang gus yang ramah, dihormati oleh semua kalangan, serta gampang bersosialisasi dan tak memilih-milih teman. Gus usup memiliki kegemaran yakni senang sekali mandi di sungai dan mencari batu akik di sekitar alirannya. Dan mungkin saja batu yang mirip sisik naga itu ia temukan ketika ia sedang bermain air disana. Selain senang bermain air, gus usup juga memiliki kegemaran bermain kartu remi bersama kawan kawannya seperti guk mat dan kawan lainnya. Anehnya, dalam bermain kartu remi, gus usup selalu menang dalam permainan itu, higga teman"nya mencurigai akik tersebutlah sumber dari kemenangan gus usup. 

       Dari paraghraf di ata nampak bahwa dalam cerpen tersebut masih terdapat sebuah kepercayaan tentang hal mistis tentang sebuah azimat atau jimat. Seperti yang kita tahu bahwa masyarakat Indonesia khususnya di pulau Jawa masih banyak sekali masyarakat yang mempercayai jimat sebagai salah satu hal yang sangat dipercayai dan dikeramatkan seperti halnya batu akik, keris, raja (huruf Arab yang ditulis dalam sebuah kertas), dan masih banyak jenis-jenis lainnya. 

       Kembali ke pembahasan mengenai gus usup, dalam cerpen "sisik naga" Juga menceritakan tentang adegan dimana gus usup memperlihatkan kebolehan dari  akik sisik naga dan menunjukkan ke kawan-kawannya saat berlatih olah tenaga dalam. Benar saja ketika akik tersebut diserang banyak orang dan di ambil tidak seorang pun yang dapat mengambilnya dan bahkan ada yang sampai terpental dalam kejadian itu, hal tersebut menandakan bahwa memang akik tersebut bukanlah akik biasa dan bisa dikatakan akik tersebut merupakan akik yang sakti. 

       Kembali ke pembahasan berikutnya yakni dimana gus usup, guk mat dan lainnya yang sedang bermain remi dengan taruhan uang receh. Dalam permainan tersebut lagi-lagi gus usup memenangkan pertandingan sehingga ia memengkan uang receh yang begitu banyak. Namun pertandingan tersebut hanya untuk bermain-main saja, dalam cerpen tersebut dijelaskan bahwa ketika permainan remi telah selesai, gus usup akan mengembalikan uang receh hasil taruhan remi kepada pemiliknya masing-masing. 

        Di akhir cerpen tersebut diceritakan bahwa ketika gus usup pergi untuk buang air besar dan menitipkan jaketnya kepada guk mat yang sedang bermain remi. dijelaskan bahwa hal tersebut merupakan kesempatan yang bagus untuk taruhan besar-besaran sehingga permainan kartu remi tidak hanya mempertaruhkan uang receh saja, tetapi menghabiskan seluruh uang yang mereka bawa dalam malam  itu. Dalam taruhan remi tersebut pemenang yang berhak membawa puluhan uang itu jatuh pada guk mat, sontak saja ia sangat gembira karena memenagkan taruhan tersebut. Ketika ia pulang ia tak sengaja mendapati akik sisik naga tersebut ada dalam jaketnya dan mempercayai bahwa akik sisik naga tersebutlah yang membuat ia menang dalam permainan remi itu hingga ingin memiliki akik sisik naga tersebut, dalam hal ini terlihat bahwa guk mat ingin sekali mengusai batu akik naga itu, hal tersebut menang sering lumrah terjadi bila seseorang dikuasai oleh nafsu sendiri. 

Dan cerpen pun berakhir. 

        Setelah membaca cerpen ini dari awal sampai akhir saya pribadi merasa hanyut dalam alur cerita. Penyampaian dalam cerpen ini sangat jelas dan sangat mudah dipahami oleh orang awam sekalipun karena dalam kata yang disampaikan tidak menggunakan bahasa ilmiah dalam tulisannya. Mungkin hal yang kurang dari cerpen ini adalah kata bahasa Jawa yang tidak di traslite artinya seperti : nyirik, nyetrum, mbeling, dan masih ada beberapa lainnya. Sangat identik dan mencerminkan orang Jawa pada umunya mulai dari kepercayaan terhadap hal supranatural hingga hal yang berbau mistis.


~Maaf atas keterlambatan pengiriman tugas ini, ternyata esai sisik naga ini lupa untuk saya kerjakan...

Komentar

Postingan Populer